31 Maret 2010

INSPIRATIF: Selangkah ke Belakang


(AnakTimika)
Di tengah rutinitas yang terus berulang setiap harinya, melakukan hal-hal yang sama dari waktu ke waktu, kadang muncul pertanyaan yang.. mau-nggak mau disadari ya memang ganggu juga. Pertanyaan yang mungkin timbul hanya gara-gara rasa bosan yang tanpa permisi datang begitu saja.

"What the hell am I doing?"

Kita nggak tahu apa yang sebenarnya lagi dikerjain, nggak ngerti juga buat apa ngelakuin semua itu, selain memang udah jadi yaa.. sebutlah kewajiban, tugas, atau kata lain yang sepadan.

Tiba-tiba ngerasa kehilangan makna aja dengan ngelakuin semua itu. Apalagi ketika pertanyaan itu makin sering muncul.

Kalau udah begitu, yang ada kadang-kadang bukannya berusaha untuk nemuin jawabannya, tapi malahan sok merasionalisasi (baca: mencari pembenaran) kalau apa yang sedang kita lakukan itu memang nggak ada gunanya. Segala macam alasan lah mulai muncul di kepala untuk membenarkan kalau kita mestinya berhenti dan nggak lagi ngerjain apa yang lagi dikerjain.

Apa iya begitu?

Apa iya kita benar-benar udah lupa kalau apa yang lagi dikerjain sekarang ini juga punya tujuannya sendiri? Kalau nggak, kenapa juga duluuu.. waktu masa-masa awal ngelakuin semua itu, milih untuk ngerjain apa yang sekarang dikerjain? Kenapa nggak milih yang lain?

Ya karena pada dasarnya kita milih itu karena kita mau. Kita punya harapan akan apa yang kita lakuin.

Kalau toh sekarang ternyata semua berubah jadi ngebosenin, berasa udah nggak ada apa-apanya lagi, itu semata-mata karena harapan kita lah berkembang.

Karena kita makin menguasai apa yang tadinya kita nggak tahu, kita makin mahir ngelakuin nyaris semua hal di situ, sementara apa yang dikerjain ya memang nggak ada yang berubah sejak awal.

Kalau udah begitu, yang bisa dilakukan mungkin adalah berhenti sejenak. Mundur selangkah ke belakang untuk ngelihat lagi apa sebenarnya yang kita cari. Apa yang dulu pernah jadi tujuan, dan apa yang sekarang mau dicapai.

Beda?

Ya memang sewajarnya begitu, bukan?!

Justru harapan itu mestinya berkembang, 'kan?! Kalau udah bisa dapat apa yang dulu kita cari, jadi sangat wajar kalau yang dicari sekarang tingkatannya lebih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar