(AnakTimika)
Sebuah situs berita dari Malaysia, menampilkan topic diskusi dengan plesetan lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ dalam langgam bahasa Melayu, yang sangat tidak etis dimunculkan di forum ini. Saya mencoba meyakini bahwa sang penulis memiliki motif yang tidak waras. Dan mestinya RUmah Sakit JIwa di Malaysia segera “menangkap” penulisnya dan memberikan therapy kejiwaan pada penulisnya.
Tengoklah beberapa petikan liriknya;
“IndonSIAL”
Indonesial tanah Cairku
Tanah tumpah muntahku
Disanalah aku merangkak hina jadi kubur
Indonesial negara miskin ku
Bangsa Busuk dan Tanah Miskinku
Marilah kita semua tidur
… dan seterusnya.
http://www.topix.com/forum/world/malaysia/TK0OQAT9ICE7KMU4V/p61#lastPost
Mari kita meluruskannya, bahwa penulis plesetan lagu Indonesia Raya ini, adalah seorang warga Negara Malaysia atau bukan? Sekali lagi penulis itu adalah orang alias oknum orang Malaysia, bukan Malaysia dalam pengertian bangsa.
Sebab bagi saya, Malaysia adalah sebuah bangsa yang keluhuran budaya dengan kepribadian sopan santun bangsa Melayu nan memukau dan indah. Idealnya, seperti itulah bangsa dari rumpun Melayu, sama seperti Indonesia.
Bukankah , Indonesia dan Malaysia, secara peradaban manusianya sama adanya.
Kalimat hina dalam lirik lagu plesetan, yang saya yakin muncul dari sikap iri hati (dalam Islam, sikap iri hati tak ada obat penawarnya kecuali bisa disembuhkan oleh orang yang bersikap iri hati itu sendiri) itu, hanya akan muncul dari orang-orang yang sakit jiwanya. Sama sekali tidak memiliki kecakapan apalagi budiluhur.
Tak perlu lagi menanggapi ulah seorang manusia yang tidak kreatif ini.
Andai saja postingan dalam situs ‘Topix-Local News Malaysia’ itu, menampilkan postingan yang mengajak pembacanya atau anggota forum-nya dengan tujuan mendiskusikan sebuah topik musikal, semisal topic tentang "Bagus mana secara musikal, lagu kebangsaan Malaysia atau Indonesia?"
Mungkin ini jauh lebih edukatif. Atau setidaknya kita mencoba membanding-bandingkan antara lagu karya musisi Indonesia dengan lagu karya musisi Malaysia. Siapa yang lebih maju dan berkualitas?
Semisal lagu ‘Isabella’ nya Search yang sangat popular di Indonesia dengan lagu ‘SIti Nurbaya’ dari Dewa 19 yang sangat popular di era 90-an.
Jika Ami, vokalis Search menulis lagu tentang sosok perempuan yang menjadi dambaan setiap lelaki, sebuah tema cinta yang umum di alami manusia.
Sementara secara tema, menurut saya Dhani Ahmad jauh lebih maju karena mengangkat sosok perempuan bernama Siti Nurbaya, sebagai simbol “perlawanan” perempuan di masa feodalisme atas sikap orang tua yang memilihkan jodoh padanya atas dasar harta dan tahta.
Jika karya musikal yang ideal tak boleh lepas dari akar budayanya, maka sesungguhnya lagu Siti Nurbaya masuk sebagai kategori lagu yang ideal secara kualitas.
Pilihan aransemen musiknya pun Siti Nurbaya selangkah lebih maju, ketimbang Isabella yang masih terpaku dalam pola aransemen yang ringan dan mudah ditebak arah musikalnya.
Mau coba bandingkan dengan karya musik lainnya?
Pertengah tahun 2008 lalu, seorang penyanyi Rap asal Malaysia ketahuan telah menjiplak habis-habisan sebuah lagu karya Igor Saykoji yang berirama Hip Hop. Penggemar Saykoji pun melayangkan sumpah serapah dan caci maki pada rapper plagiat itu mealui blog miliknya.
Igor yang dikenal sebagai seniman dengan idealisme kebangsaannya yang sangat kuat itu, malah bersikap sebaliknya. Pada Soulnation Festival 2008 - sebuah festival music Hip Hop, Rap dan R&B berkelas internasional – Igor justru menganjurkan kepada penggemarnya untuk tidak perlu memaki-maki dengan kasar. Di blog pribadinya Igo menganjurkan agar kritik yang disampaikan dengan cara yang santu ala bangsa Melayu.
Namun Igor Saykoji tak tinggal diam. Tak sampai sebulan setelah persitiwa penjiplakan itu, Igo menulis lagu bertajuk “You Copy My Style”. Pada setiap bait lagunya Igor selalu menyampaikan lirik “You Copy My Style” itu. Point-nya, Igor mengkritisi sikap rapper itu dengan cara yang sangat kreatif.
Dapat dipastikan sang rapper plagiat bakal dihinggapi rasa malu seumur hidupnya. Cara Igor sangat diplomatis sekaligus kreatif dan produktif, karena akhirnya lagu sindiran itu laku bak kacang goreng.
Nah, apakah saat ini kita mau membandingkan, mana yang lebih tinggi musikalitas, lagu kebangsaan Indonesia atau Malaysia?
Saya sebetulnya ingin sekali membandingkannya, namun saying sampai detik ini saya belum sekalipun menghafal dengan baik bagaimana komposisi lagu kebangsaan Malaysia itu. Judulnya pun tidak ingat lagi.
Yang saya ingat, secara musikalitas, seniman Indonesia selangkah lebih maju dibanding seniman musik yang berasal dari negeri jiran Malaysia. Namun hebatnya, Ahmad Dhani mau mendaur-ulang sebuah lagu bernuansa musik Melayu ciptaan seniman Malaysia P.Ramlee dengan pola aransemen yang sangat Malaysia serta balutan cita rasa musik Indonesia.
Bukankah sikap itu jauh lebih beradab dan menunjukkan keluhuran budaya, ketimbang memaki-maki lagu Indonesia Raya dengan sikap sombong, iri dan dengki dan tentu saja tanpa cita rasa sama sekali, yang tidak layak didiskusikan di forum orang-orang yang memliki budi pekerti ke-Melayua-an.
So, just stop to talk about it!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar