GORENGAN DALAM BIS KOTA
Selama bulan puasa ini, jam kantor diseragamkan menjadi jam 8 pagi. Saya yang biasanya ambil shift masuk jam 8.30, terpaksa bangun dan berangkat lebih pagi dari biasanya. Paling lambat jam 6.20 saya sudah harus berangkat. Tak apalah, saya masih bisa melanjutkan tidur di bis, karena perjalanan memang bisa lebih dari 1 jam.
Suami saya masih pulas tidur ketika saya sudah selesai mandi. Padahal saya mengharapkan dia untuk bisa mengantar ke terminal terdekat. Untuk naik angkot dari rumah akan memakan waktu lebih lama, karena saya harus berganti 4 kendaraan. Mantap to! Jadi, walau sebenarnya nggak tega, kubangunkan juga dirinya. Juga memburu-burunya untuk segera berpakaian yang pantas dan mengeluarkan motor.
Di perjalanan, suami saya masih mengajukan alternatif supaya saya naik angkot saja, lebih cepat. Saya menolak. Dia tanya alasannya , saya jawab "di angkot saya nggak bisa tidur lagi" Hahahaha... Naik angkot dari jalan raya, tetap harus berganti 3 kali. Duduknya yang miring kadang bikin saya pusing. Total ongkosnya juga cuma selisih gopek kalau saya naik bis AC dari terminal. Akhirnya dia mengalah, tetap mengantar saya sampai terminal.
Menunggu sebentar, bis pun keluar dari terminal. Saya biasa menunggu di depan terminal saja. Karena ada 2 bis AC yang bisa saya tumpangi sampai ke komdak. Daripada saya menunggu dari dalam terminal, misalnya saya naik si bis A, eh ternyata si bis B yang jalan duluan, mendingan saya mencegat di pintu keluar saja. Ada konsekuensinya juga sih. Kalau dari dalam, saya sudah pasti dapat tempat duduk, tetapi kalau di pintu kadang hanya tersisa beberapa bangku kosong, termasuk yang di samping pak kusir .. eh pak supir.. atau di depan pak supir. VIP Class, duduk di dashboard depan, nyender kaca, menghadap penumpang. Hahaha..
Benar saja, waktu tadi saya naik, tinggal tersisa 2 bangku yang layak. Ibu2 yang naik di depan saya sudah menempati bagian yang di tengah, saya kebagian di bagian paling belakang, yang berenam. Huah.. pas saya mau duduk, spacenya cuma separo pantat, padahal yang kosong itu di tengah-tengah. Sudah ada 3 wanita dan 2 pria. Sebalnya kalau bangku bis tuh sizenya terlalu kecil. Sementara 2 bapak di sebelah kiri badannya lumayan gede. Setelah mereka bergeser, saya pun bisa duduk. tapi nggak bisa nyender. Hiks.. langsung kepikiran bagaimana saya melanjutkan tidur yak. Ah sudahlah.
Bis semakin penuh, saya pun mulai terkantuk-kantuk. Merem, dengan posisi agak tegak. Sesekali kaya mau terjatuh. Hihihi... tapi karena saya tidur ayam, alias masih setengah sadar, masih bisa lah bertahan. Sampai kemudian, saya merasa ada sesuatu di punggung saya sebelah kanan.
Halaaaahh... mbak2 di kanan saya malah menggunakan punggung saya sebagai sandaran kepalanyaaaaa... grggrmmbblll. Nyaman sekali sepertinya. Saya mengubah posisi badan saya, dia mundur. Tapi tidak berapa lama dia bersender lagi. Pasrah lah saya. Biarkan saja. Sesekali membantu membuat seseorang tidur lebih nyenyak.
Dan saya kembali melirik-lirik jalanan dan jam tangan secara bergantian. Mengira-ngira apakah saya akan berhasil sampai kantor tidak terlambat. Sementara dengkuran si mbak mengalun teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar